Amalan tambahan untuk mencari pertolongan Allah saat UN


Suatu malam menjelang UN beberapa pekan lalu, seorang gadis kecil bertanya pada bundanya. ‘Bun, amalan tambahan apa yg harus aku lakukan agar mudah menjalani UN nanti?’. Sang bunda terhenyak menatap takjub penuh syukur, betapa sukanya ia mendapati kenyataan yang luar biasa. Puterinya mencari amalan tambahan di usianya yang amat belia, suatu hal yang dahulu di usia yang sama, sang bunda tidak pernah berpikir tentang hal tersebut. Maka dialog terjadi dengan kadalaman hati yang indah. Merancang amalan apa yang kira-kira disukai Allah untuk menggapai pertolongannya, karena sang puteri merasa perlu menggapai Allah dengan cara yang berbeda. Sang Bunda mengajukan usul ‘Tahajud yang rutin, Dek …’. Itu sudah kulakukan, Bun bahkan temanku ada yang tidak pernah putus dalam rakaat yang banyak. Barangkali Dhuha? Juga demikian, ada temanku yang sampai delapan rakaat tiap hari. Sedekah atau infaq? Nah … ini benar, Bun, aku akan menginfakkan seluruh uang tabunganku, tapi … itu terlalu banyak, Bun … separuh saja, boleh khan? Aku tertawa dan bilang ‘gak pa pa, separuh cukup’. Ya, separuh saja, ya, Bun, karena aku mau simpan, mungkin saja aku mau nonton (?). Heh … nonton? He eh … sambil berlari ke kamarnya. Aku kembali terpana dan menanti kelanjutan aksi sedekah separuh tabungan itu.
Kamis malam, seluruh ortu di Sekolah Alam Indonesia hadir untuk doa bersama di Rawakopi. Para guru menyampaikan kesan dan doanya yang semoga makbul di sisi Allah. Menyampaikan rasa bahagia karena anak-anak didik mereke berakhlak mulia. Di penghujung pak guru bercerita tentang amalan tambahan para siswa yang telah diteliti oleh para guru. Salah satunya adalah bahwa nanti Sabtu pagi akan ada satu anak yang akan jalan-jalan pagi bukan hanya untuk olah raga tapi untuk membagikan infaknya.
Tiba di rumah sang puteri berkata pada bundanya:’aku mau berinfak seperti temanku yang diceritakan pak guru tadi, aku mau begitu, tapi kenapa harus sama dengan aku, ya, Bun? Sang bunda tertawa, gadis kecilnya cemburu pada sebuah amal sholeh, subhanallah …
Akhir dari sedekah separuh tabungan itu dilaksanakan sang puteri pada setiap hari UN-nya, dia bercerita senang hatinya saat memberi pada banyak orang-orang lemah di sekelilingnya. Aku memberi pada tukang sapu, Bun, pada anak-anak kecil di jalan, pada bapak yang membersihkan kamar mandi, pada tukang sampah, pada banyak lagi … Bun, uangku masih ada, pada siapa lagi?
Subhanallah wa bihamdih … Mahasuci Allah yang telah memberikan kemurahahatian pada gadis kecil ini, dirasakan sang Bunda bahwa bumi dan langit Allah bergetar menerima amalan kecil ini. Maka sang Bunda berkata jauh di dalam hatinya, bahwa tidak pernah salah keputusan ayah dan dirinya saat memasukkan anaknya di SL Sekolah Alam Indonesia, barakallah untuk semua guru di SAI, semoga hal ini menjadi kerikil-kerikil kecil untuk membangun jalan menuju jannahNya, amiiinnn …

Tinggalkan komentar